Category

ANIME (5) MOVIE (6) STORY (10)

Jumat, 11 Mei 2012

TO KILL A MOCKINGBIRD



Sewaktu aku ke Gramedia, tidak terpikir akan mendapatkan buku ini. Awalnya aku mencari buku yang judulnya kalau tidak salah “Little Women”, dalam pencarian buku tersebut tanpa sengaja aku menemukan buku ini “To Kill a Mockingbird”, dari dulu aku memang sudah lama ingin membacanya. Harper Lee memang luar biasa, selesai membaca ternyata memang sesuai dengan pengharapanku buku ini sangat menarik itulah yang menyebabkan aku menulis hingga tengah malam.

“Kau tidak akan pernah bisa memahami seseorang hingga kau melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya . . . hingga kau menyusup ke balik kulitnya dan menjalani hidup dengan caranya”
__Harper Lee dalam To Kill a Mockingbird
Sungguh nasihat yang bijaksana yang bisa diucapkan seorang Ayah kepada anak – anaknya.
Mr. Atticus Finch adalah seorang pengacara yang tinggal di Maycomb, kota kecil di pelosok Alabama. Dia berusaha membesarkan kedua anaknya seorang diri, Jem dan Scout dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki seorang Ayah sekaligus sebagai Ibu bagi anak – anaknya. Meskipun lebih sering menghabiskan waktu di luar rumah dengan pekerjaannya, namun Dia selalu ada untuk anak – anaknya, selalu ada untuk mendengarkan keluhan seorang anak kecil, selalu sabar untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan yang dilontarkan oleh seorang anak berumur 8 tahun dengan segala kepolosan mereka, bersikap adil dan bijaksana dalam menghadapi mereka, dan bisa bersikap tegas tatkala anak – anaknya melakukan kesalahan.
Atticus selalu mengajarkan pada kedua anaknya untuk tidak boleh membenci orang lain sekalipun semua orang menghujat mereka, kita tidak boleh menghakimi mereka. Sebagai salah seorang pria terhormat dilingkungan tempat tinggalnya Maycomb, Atticus selalu disegani dan dihormati orang lain baik orang kulit putih maupun orang kulit hitam __ Orang kulit hitam selalu dianggap lebih rendah derajatnya dari orang kulit putih namun Atticus punya pemikiran sendiri (cerita ini dikisahkan pada abad ke – 20, jadi pada saat itu bangsa kulit hitam belum mendapatkan kebebasannya).
kadang Atticus merasa bingung karena banyak yang beranggapan bahwa caranya mendidik anak – anaknya salah, walaupun dia sendiri merasa tidak ada yang salah dengan cara pendidikannya.
Pada saat dirinya diharuskan membela Tom Robinson __orang kulit hitam__ di persidangan, Atticus harus mempersiapkan diri dan keluarganya untuk menghadapi resiko terbesar yaitu dikucilkan orang kulit putih, namun Atticus tetap maju atas nama keadilan dan prinsip. Atticus pernah berkata pada Scout putrinya bahwa satu hal yang tidak tunduk pada mayoritas adalah nurani seseorang.
Disini sebagai seorang ayah, aku merasa Atticus sedikit aneh karena dia selalu bercerita tentang sejarah, berita terkini, dan topik – topik yang cukup berat dengan anak – anak nya tanpa pernah berfikir jika mereka terlalu muda untuk semua informasi itu, tapi yang lebih anehnya lagi dia tidak pernah menceritakan tentang dirinya pada kedua anaknya. Mereka baru tahu bahwa selain sebagai pengacara yang hebat, ayah mereka juga sangat ahli dalam menembak. Mereka baru menyadarinya ketika dengan terpaksa Atticus Finch harus menembak seekor anjing gila demi keselamatan warga Maycomb dari jarak yang cukup jauh. Hal itu benar – benar membuat Jem menjadi semakin bangga pada ayahnya.
Scout adalah anak perempuan Atticus umurnya baru sekitar 8 tahun, buku ini dikisahkan dari sudut pandang Scout, dia menceritakan semua kisah berdasarkan pemahamannya sebagai seorang anak yang baru berumur 8 tahun sehingga banyak yang berkomentar kalau alurnya terlalu lambat, tapi menurutku tidak ada yang berjalan terlalu lambat semuanya berjalan sebagaimana mestinya.
Karena tidak memiliki Ibu dan hanya dibesarkan oleh seorang Ayah serta memiliki saudara laki – laki yang lebih tua 4 tahun darinya membuat Scout menjadi gadis yang tomboy dia sering sulit mengendalikan emosinya apalagi jika dia di  ejek oleh teman – temannya yang mengatakan ayahnya pecinta Nigger (Negro) sehingga membuatnya selalu dalam masalah, walaupun sebenarnya dia sama sekali tidak tahu apa arti dari pecinta Nigger itu.
Bahkan kadangkala kakaknya Jem sering lupa kalau dia memiliki seorang adik perempuan, pernah dia berkata “…Sumpah, Scout kadang – kadang tingkahmu mirip anak perempuan, bikin malu saja”. Tingkahnya yang selalu tomboy dan berpakaian seperti layaknya anak laki – laki pada umumnya membuat bibinya Alexandra Finch gerah. Ujung – ujungnya Alexandra menyalahkan Atticus karena menurutnya bagaimanapun seorang anak pasti membutuhkan figur seorang Ibu, namun Atticus selalu mengelak dia selalu beranggapan jika Calpurnia __seorang wanita kulit hitam yang bekerja padanya sebagai juru masak, sudah cukup baginya.
Namun Alexandra tidak pernah setuju karena itu dia bertekat untuk menjadikan Scout sebagai wanita terhormat seperti dirinya, tapi akan sangat sulit baginya karena Scout dengan terang – terangan memperlihatkan ketidaksukaannya pada bibinya itu. Menurut Alexandra, wanita terhormat adalah seseorang yang selalu bisa menjaga sikap, penampilan dan perkataannya. Wanita harus mengenakan gaun serta korset (tidak jika kau belum cukup umur), walaupun telah terjadi suatu musibah yang cukup besar seorang wanita terhormat harus tetap bisa menegakkan kepalanya, menjaga sikap seperti tidak terjadi apa – apa, serta bicara dengan wajar__bicara wajar dalam pengetahuan Alexandra adalah bicara tentang sifat keturunan tetangga sekitar, pekerjaan, nama keluarga, dan berusaha untuk membanggakan nama keluarga sendiri. Selain itu wanita terhormat selalu minum teh di sore hari dengan sesama wanita terhormat lainnya sambil sesekali membicarakan tetangga. Walaupun jauh di lubuk hatinya dia sangat malu sekali dengan kakaknya Atticus yang menjadi pecinta Nigger, itu mencoreng nama keluarga.
Walaupun kadang nakal, namun Scout adalah anak yang pintar, dia sudah mahir membaca buku cerita maupun surat kabar dan dia juga mahir menulis huruf sambung, namun cara didikan disekolahnya yang masih kuno membuat Scout depresi, gurunya berkata kalau dia tidak boleh membaca lagi dengan Atticus  biarkan dirinya yang mengambil alih pembelajarannya, dan dia juga tidak boleh menulis huruf sambung “Anak kelas satu tidak menulis huruf sambung, kita menulis huruf cetak. Kamu baru belajar menulis bersambung di kelas tiga”, kata Miss Caroline suatu hari. Namun Atticus tidak setuju, dia mengatakan pada Scout kalau mereka berdua boleh terus membaca dan terus menulis bersama Calpurnia tanpa perlu diketahui oleh Miss Caroline gurunya. Menurutku Miss Caroline benar – benar luar biasa, dia sangat mematuhi kurikulum pembelajaran yang dimilikinya. Jika Pak Walikota mengadakan pemilihan guru teladan pastilah Dia orangnya.
Seperti anak kecil lainnya Scout selalu merasa senang pada musim libur tiba itu artinya dia bisa bermain sepuasnya dengan Jem serta Dill sahabatnya, terkadang mereka merasa bosan tidak tahu harus melakukan apa, namun Dill yang selalu punya ide yang menakjubkan mengusulkan untuk  mencari tahu apakah Mr. Arthur Boo Radley masih hidup atau tidak dengan mengintip di salah satu jendela samping rumahnya__Mr. Radley tidak pernah keluar rumah sepanjang penglihatan Scout, itu membuat mereka selalu penasaran. Namun terkadang ide konyol itu tidak pernah terlaksana dengan baik karena tentu saja Atticus tidak akan membiarkan anak – anaknya mengganggu ketenangan tetangga mereka. Atticus pernah berkata “apapun yang dilakukan Mr. Radley adalah urusannya. Kalau dia ingin keluar, dia akan keluar. Kalau dia ingin tinggal di dalam rumahnya sendiri, dia berhak tinggal di dalam tanpa diusik oleh anak – anak yang ingin tahu”.
Dan pada akhirnya beberapa tahun kemudian untuk pertama kali dalam hidupnya ketika Scout menginjakkan kaki di serambi Mr. Radley  kalimat Atticus ayahnya terbayang kembali “Kau tidak akan pernah bisa memahami seseorang hingga kau melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya, hingga kau menyusup ke balik kulitnya dan menjalani hidup dengan caranya” . walaupun hanya berdiri di serambi Mr. Radley tapi itu cukup untuk membuat Scout mengerti perkataan ayahnya.
Selain itu ada pemikiran yang aneh dalam diri Scout dimana setiap pulang sekolah saat dia melewati rumah Mr. Radley diam – diam dia merindukan untuk bisa melihat Mr. Radley sedang berada di halaman rumahnya dan Scout akan menyapanya dengan sapaan “Selamat sore Mr. Arthur” seakan – akan dia mengucapkannya setiap sore sepanjang hidupnya. Namun saat dia mendapatkan kesempatan itu dia hanya mengatakan “Hai, Boo”.
Jem adalah saudara laki – laki Scout, dia 4 tahun lebih tua darinya. Walaupun sudah berumur 11 tahun Jem masih terlalu dini untuk mengerti jalan pikiran ayahnya, tapi dia selalu berusaha untuk mencoba mengerti. Seperti misalnya ayahnya dengan tegas memerintahkannya untuk menerima hukuman dari seorang wanita tua yang tinggal di seberang jalan rumahnya, padahal wanita tersebut telah berani menghina ayahnya dan ibunya yang telah meninggal, walaupun sebenarnya hukuman itu diberikan padanya setelah dia berhasil mendekor ulang taman wanita tersebut. Alhasil Jem harus membaca untuk wanita tersebut selama sebulan penuh. Selain itu, Jem tidak bisa memahami kenapa ayahnya hanya diam saja dan tidak membalas ketika ada seseorang yang meludahi wajahnya. Jem juga tidak habis pikir kenapa orang – orang lebih mementingkan warna kulit daripada kebenaran.
Seiring dengan berjalannya waktu Jem sudah menjadi sedikit lebih dewasa walaupun hanya bertambah umur 2 tahun hal ini membuat Scout kesal, bukan karena dia menjadi lebih tinggi beberapa inchi atau karena Calpurnia telah mulai memanggilnya Mister Jem, tapi karena Jem mulai berubah dia mulai tidak senang bermain dengan Scout, dia lebih sering menyendiri dan mulai memperhitungkan segala sesuatu sebelum bertindak, tidak seperti dulu yang mengambil keputusan tanpa terlalu memikirkan, Scout mulai berfikir jika Jem sudah seperti anak perempuan. Disini aku merasa lucu sekali karena sepertinya mereka berdua mengalami krisis gender, Jem selalu berfikir memiliki seorang adik laki - laki sedangkan Scout berfikir kalau kakaknya telah menjadi seorang perempuan.
Dengan jarangnya Jem bermain dengan Scout membuat dirinya semakin kesepian karena hanya Jem lah yang dimilikinya, namun pada saat dia berfikir bahwa itu adalah hari terakhirnya bersama Jem barulah dia menyadari jika perubahan Jem bukan menjadi seorang perempuan tapi malah seperti lelaki sejati. Dalam setiap tindakannya selalu dipikirkan tentang keselamatan adiknya Scout dan tentu saja ayahnya Atticus. Jem selalu ada sebagai penyelamat untuk mereka berdua. Jem selalu terinspirasi oleh ayahnya, dia ingin menjadi seorang pengacara. Untuk itulah dia sering belajar dan bertanya pada ayahnya, walaupun masih anak – anak tapi tanpa terasa dia sudah seperti Atticus. Disini aku merasa iri sekali karena Scout tanpa disadarinya telah mendapat kasih sayang dan perlindungan dari dua orang Atticus.
Mengenai judul buku tersebut To Kill a Mockingbird bisa diartikan sedikit seperti ini :
Mockingbird adalah sejenis murai bersuara merdu, dia  adalah seekor burung yang selalu bernyanyi, tidak memakan tanaman di kebun dan tidak bersarang di gudang jagung. Menurut ayah Scout membunuh Mockingbird adalah dosa itulah pertamakali dalam hidupnya Scout mendengar ayahnya berkata tentang sesuatu yang menyebabkan dosa. Dalam kasus pembelaan yang dilakukan Atticus pada seorang kulit hitam dengan susah payah namun tetap saja berjalan tidak sesuai harapan, walaupun bukti menunjukkan dia tidak bersalah tapi tak kan ada orang yang mau membelanya karena dia kulit hitam. Pada akhirnya Tom Robinson ditembak mati, Scout menyebutnya Kill a Mockingbird. Membunuh orang yang tak bersalah pada akhirnya akan membuatmu terus merasa bersalah, walaupun tidak ada orang yang menghujatmu. Tapi dalam hati kau tidak akan pernah merasa tenang, hingga pada akhirnya rasa bersalah itu akan membunuh dirimu sendiri.
Harper Lee
Lahir pada tahun 1926 di Monroeville, Alabama. Ia sempat belajar hukum di University of Alabama. Selama beberapa tahun ia tinggal di New York, bekerja sebagai staf layanan reservasi di sebuah maskapai penerbangan internasional. Selama itu pula ia juga menulis.
Harper Lee adalah salah satu penulis yang paling membuat penasaran dalam sejarah kepenulisan pada abad ke – 20. Mendunia dengan novel To Kill a Mockingbird, dia cenderung menutup diri dan tidak mau menulis novel lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar