“Safety Matches tahan lembab”
kalimat itu tertera di tubuhku dengan latar gambar tupai yang sedang berdiri di
atas batu, aku sendiri sampai sekarang masih terheran – heran apa hubungannya
safety matches dengan tupai kenapa manusia harus memasangkan gambar binatang
itu di tubuh ku kenapa bukan gambar api yang berkobar yang benar – benar
mencitrakan diriku. Tapi mau bagaimana lagi aku tak bisa menolaknya bukan,
mereka hanya perlu memasang gambar tupai itu tanpa harus meminta pendapatku,
tupai itu digambarkan sedang berdiri di atas sebuah batu dengan pongahnya,
entah batu karang, batu kali atau batu lainnya aku tidak terlalu peduli karena aku
bukan arkeolog.
Aku sudah menempuh perjalanan
yang panjang untuk sampai disini rasanya panjang sekali dan tentu saja
perjalanan yang sangat membosankan, bagaimana tidak coba saja jika kau
dimasukkan kedalam kardus tanpa ada celah sedikitpun dan di bawa berkeliling
dengan sebuah truk, pasti kau takkan bisa membayangkan betapa membosankannya. Selama
perjalanan untuk sampai disini percayalah aku benar – benar tak dapat melihat
apapun, aku bahkan tak tahu daerah apa saja yang telah kulalui, yah itu karena
kotak gelap itu, seandainya aku bisa tahu tentu akan sedikit menyenangkan
karena aku telah melakukan pertualangan yang sangat jauh dan paling tidak aku
bisa membanggakannya pada anak cucuku kelak, tentu saja jika aku memang bisa
punya anak cucu. Dalam perjalananku, disaat aku mendengar badai disertai hujan
diluar truk, seringkali aku memikirkan sahabat karibku yang entah dikirim
kemana, walaupun ada banyak teman – temanku yang lain disini tetapi aku masih
saja merasa sendiri dan entah kenapa tiba – tiba saja aku jadi mengutip sebuah
kalimat yang berbunyi kurang lebih seperti ini “Rintik hujan mengisi lamunanku seakan tak percaya yang aku pikirkan
adalah kenangan yang takkan mungkin kembali” kalimat melankolis yang tak
kuingat telah mendengarnya darimana itu mengiringi perjalanan penuh liku nan
sepiku.
Aku rasa sudah cukup menceritakan
tentang perjalanan panjang tak berartiku, yang penting sekarang aku telah
sampai disini di sebuah kamar majikanku, saat ini aku sedang bertengger di atas
sebuah botol kaca bundar yang lumayan besar kira – kira satu setengah kali
tinju manusia dewasa, botolnya bening jadi aku bisa melihat isi di dalamnya,
isinya semacam krim berwarna putih bersih tapi sepertinya tidak untuk dimakan
oleh manusia.
Tempat aku dan botol kaca ini
sangat strategis karena kami ditempatkan disebuah rak di lemari belajar, jadi
walaupun tubuhku kecil aku bisa melihat isi kamar ini dari ketinggian, paling
tidak jauh lebih baik daripada kardus gelap. Rak ini sudah penuh sesak dengan
berbagai macam dan jenis kotak dan botol. Selain aku dan si botol kaca juga ada
sebuah kotak yang berwarna hijau dan ungu _benar – benar perpaduan warna yang
tidak menarik_ lalu ada botol kaca lain yang lumayan tinggi yang sangat wangi dan
aku benar – benar tergila – gila dengan wanginya, lalu botol – botol lainnya
dengan berbagai warna, bentuk dan ukuran, aku jadi berfikir jika manusia memang
genius bisa menciptakan warna, bentuk dan ukuran yang bagus – bagus seperti ini
lalu kenapa mereka tidak punya inspirasi yang lebih bagus lagi saat menciptakanku kenapa aku hanya dibuat dalam
bentuk kotak biasa saja ditambah lagi gambar tupai yang paling kubenci ini,
benar – benar membuat iri.
Dari segala benda yang ada
disini yang paling menarik perhatianku adalah sebuah kotak berwarna putih
disudut rak dengan ukuran kira – kira enam kali lebih besar dari badanku, yang
menjadi perhatianku bukanlah model kotaknya yang unik melainkan tulisan yang
tertera di kepala kotak putih itu, tulisannya kurang lebih seperti ini
jujur saja aku sendiri tak mengerti bagaimana cara membacanya apalagi artinya
apakah memang sudah ada jenis tulisan yang baru sehingga aku tak mengerti
dengan tulisan ini, aneh sekali kenapa tak ada yang memberitahuku? sayangnya dia
berdiri disudut rak yang lumayan jauh dariku, kapan – kapan aku harus
menanyainya tentang tulisan yang ada dikepalanya itu.
Hal yang paling menyenangkan
adalah disaat kau dibutuhkan oleh orang lain bukan? nah begitu juga denganku,
hal yang paling menyenangkan bagiku adalah disaat aku bisa memamerkan
kemampuanku untuk menghidupkan kompor minyak milik majikanku, selain bisa membantu
majikanku aku juga sekalian bisa tur keliling rumah. Tur dimulai dari kamar majikanku
melewati ruang tamu, ruang makan dan sampai ke dapur tempat aku mulai bekerja.
Benda yang selalu jadi perhatianku selama tur adalah sebuah kotak besar berwarna
hitam yang terletak di sudut ruang tamu,
menarik karena aku bisa melihat manusia berjalan – jalan dalam kotak itu, aku
baru tahu saat pertama kali melihatnya kalau manusia juga memiliki ukuran yang
kecil bahkan ada yang tingginya hampir sama dengan salah satu botol yang ada di
rakku, mungkin karena ukuran mereka sangat kecil itulah sebabnya kenapa manusia
yang besar – besar ini mengurungnya dalam kotak itu.
Seperti yang kukatakan barusan
kalau tugasku adalah menghidupkan kompor minyak milik majikanku, kompor minyak
ini letaknya di dapur, disana berjejer kompor – kompor minyak yang lain tapi
aku hapal milik majikanku cari saja kompor minyak yang paling jelek itulah
milik majikanku. Namun, seringkali setelah aku membantunya menyalakan kompor, majikanku
selalu lupa menaruhku ditempat yang tinggi padahal di dapur itu banyak air yang
berserakan, pernah aku sampai basah kuyup dan kedinginan tapi untung saja aku
masih bisa digunakan besoknya mungkin itulah alasannya kenapa mereka menuliskan
kata “tahan lembab” di tubuhku.
Namun hari ini adalah hari yang
sangat membosankan, seharian ini aku hanya duduk – duduk saja di atas botol
kaca ini, pantatku sampai mati rasa. Aku hanya bisa memperhatikan majikanku
duduk di depan lemari belajar ini sambil memegang sebuah pena warna hitam dan
menyeret – menyeretnya di atas kertas putih, yah…! paling tidak aku bisa
sedikit terhibur karena sepertinya si hitam sedang melakukan tarian yang sangat
indah.